Social Icons

-

Selasa, 26 Februari 2013

Mendadak Kafir di Hari Valentine

Mendadak Kafir di Hari Valentine

Oleh Tim Fakta

   Memasuki bulan februari, terutama jelang tanggal 14, banyak umat islam ikut-ikutan merayakan Hari Valentine (Valentine’s Day) yang dianggap sebagai hari kasih sayang. Mereka latah mengungkapkan rasa cinta atau kasih sayang kepada orang-orang mahram. Ungkapan Happy Valentine’s Day dan Be My Valentine pun menjadi idola. Semarak Valentine ini didukung pula oleh pusat hiburan dan perbelanjaan yang turut menyuguhkan nuansa romantis seperti bunga mawar dan simbol hati serta berbagai pernak-pernik valentine gift. Mereka menggelar berbagai paket Valentine bertema cinta dan romantisme : Be Valentine, Romantic Valentine’s Night, Rhytm of Love, Pink Valentine, Valentine’s Day Event in Love, dan sebagainya. Berbagai acara menarikpun digelar untuk meramaikan hari Valentine, dari pagelaran musik hingga kompetisi antarpasangan. Benarkah Valentine’s Day adalar hari kasing sayang? Seorang Muslim tidak dibenarkan merayakan budaya non Islam ini bila mengetahuiseluk beluknya. Valentine berasal darri mitos paganisme agama kafir romawi yang meyakini bulan Februari sebagai musim cinta dan kesuburan. Ritual dimulai pada tanggal 13-14 Februari dengan memuja Juno Februata yang diyakini sebgai Dewi cinta (queen of feverish love). Mereka mengundi loteregadis-gadis secara acak. Nama gadis yang keluar akan dijadikan kekasih selama setahunn penuh untuk berrsenang-senang pemuda yang memilihnya. Keesokan harin yang diyakini sebgai Dewi cinta (queen of feverish love). Mereka mengundi loteregadis-gadis secara acak. Nama gadis yang keluar akan dijadikan kekasih selama setahunn penuh untuk berrsenang-senang pemuda yang memilihnya. Keesokan harina, tanggal 15, mereka mempersembahkan korban domba kepada dewa Lupercus yang diyakini sebagai dewa kesuburan, dilambangkan pria setengah telanjang berpakaina kulit kambing. Jadi, merayakan Valentine’s Day berarti turut melestarikan kekafiran agama paganisme penyembah berhala. Padahal Rosululloh saw memperingatkan tindakan ini bisa menyebabkan kekafiran, sama seperti kaum paganisme itu.

   “Barang siapa yang meniru suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu.”(HR Tirmidzi). Ketika agama katolik masuk Roma, mereka mengdopsi valentine’s Day untuk mengukuhkan doktrin ketuhanan Yesus, dengan cara memasukan nuansa kristiani dalam ritual paganisme. Dengan dukungan Kaisar Konstantin, Paus Gregory I mengubah nama-nama dewa pagan dengan mitos martir kristiani, yaitu Santo Valentino. Ia diyakini meninggal dieksekusi pada tanggal 14 Februari 269 oleh Kaisar Claudius II (268-270 M) karena terang terangan mengajarkan dokrin ketuhanan Yesus dan menolak menyembah dewa-dewa Romawi. Pada tahun 496 M, Paus Gelasius I memproklamasikan 14 Februari secara resmi sebagai hari penghormatan terhadap mitos martir Santo dengan nama Saint Valentine’s  Day. Uniknya, Sri Paus menyatakan  bahwa keberadaan Santo Valentine adlah fiktif, namun hari raya ini tetap dipertahankan untuk menandingi popularitas Hari Raya Lupercia. Jadi, merayakan Valentine’s Day berarti memperingati perjuangan Santo Katolik untuk menjadikan yesus sebagai tuhan dan juru selamat. Valentine’s Day adalah salah satu pintu pemurtadan terhadap umat Islam. Alloh SWT memperingatkan bahaya misi kristenisasi, “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.” (Qs. Albaqarah: 120).

Melainkan Hari Pesta Zina

   Perayaan Valentine’s Day rawan seks bebas terutama dikalangan remaja. Sama seperti negeri asalnya, Valentine’s Day kental dengan nuansa  “pesta asmara” dimana pasangan kencan bebas melakukan apa saja sepanjang malam pesta, yang sering berakhir dengan pesta syahwat yang menjijikan. Momen Valentine selalu diramaikan dengan kemaksiatan dan perzinaan. Sejumlah tempat perbelanjaan terang-terangan menyediakan kondom sebagai bonus belanja pada hari Valentine. Pasangan muda-mudi berpesta-pora merayakan valentine dengan jargon hari kasih sayang bersama orang terkasih. Tiap tahun, berbagai media memberitakan maraknya perzinaan (seks bebas) dikalangan muda-mudi di Hari Valentine. Dari berbagai daerah, ratusan pasangan kumpul kebo terjaring razia pada hari Valentine, saat bermesum ria, memadu kasih dihotel, penginapan, rumah kos dan tempat hiburan. Seks bebas adalah ancaman kehancuran generasi muda. Alloh swt telah melarang keras segala perbuatan yang mendekati perzinaan, “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adlah suatu perbuatan yangkeji dn suatu jalan yang buruk.“ [QS. Al-Isra :32).

   Jelas, perayaan Valentine bertentangan dengan akidah yan mengajarkan bahwa islam adalah agama yang sudah sempurna-paripurna (QS. Al-Maidah: 3)dan diridhai alloh(QS. Ali Imran: 19). Konsekuensinya, Islam menolak segala bentuk parasit akidah baik berupa ritual, upacara, pesta dan hari raya agama lain. Segala amal yang bertentangan dengan islam akan tertolak dan merugi diakhirat (QS. Ali Imran 85). Jika islam telah sempurna maka latah mengikuti kekafiran dan kemaksiatan agama lain adalah bentuk kemurtadan.

{TIM FAKTA}*

Editor:

Lutfi Avianto

Pengetik Ulang:

Moch Rony Firmansah