Social Icons

-

Selasa, 26 Februari 2013

MERAMAL KESEHATAN TUBUH DENGAN IRIDOLOGI


Mata adalah salah satu indera yang paling vital pada manusia. Melalui mata, seseorang dapat mengungkap semua kejadian yang ada di sekitarnya. Melalui mata pula, seseorang dapat dilihat kondisi fisik, mental dan spiritualnya.
Barangkali, banyak yang masih ingat tindakan dokter bila sedang memeriksa pasien. Cukup membelalakkan mata pasien untuk mengetahui kesehatan dan penyakitnya. Konon, dalam sebuah perbincangan pun, dapat juga mengetahui isi hati lawan bicara melalui mata.
Fenomena ini tampaknya sangat dekat dengan suatu ilmu yang mempelajari tanda-tanda pada struktur jaringan iris mata yang disebut iridologi. Namun, menurut dr. Bertha Herlina, dokter spesialis penyakit dalam klinik Provitalitas, ada perbedaan antara iridologi dan fenomena itu. "Bukan hanya pengobatan, tapi iridologi lebih pada pencegahan," katanya.
Bertha mengatakan, iris adalah perluasan dari otak. Oleh karena itu, sesuatu yang terekam di dalam otak dapat terlihat pada serabut iris mata. Rekaman itu sebagai bentuk khas sesuai kondisi organ tubuh. "Tanda pada iris itu, representasi gambaran detail kondisi badan secara keseluruhan."
Analisa serabut iris mata akan memperlihatkan kondisi tubuh seseorang, apakah yang bersangkutan dalam keadaan baik atau tidak. Pola, struktur,

warna dan tingkat kecerahan di bagian iris mata menggambarkan keadaan bagian tubuh tertentu dan berhubungan dengan keadaan aktivitasnya, luka, iritasi atau adanya degerasi jaringan dan organ. Dari iris mata juga dapat diketahui apakah ada akumulasi racun akibat penggunaan NAZA (narkotik dan zat adiktif), ketidakstabilan nutrisi dan bahan kimia, serta kemajuan pengobatan yang sedang dilakukan
Iridologi tidak bisa menyatakan ada tidaknya penyakit tertentu dalam tubuh, tetapi hanya menyajikan informasi tentang kondisi jaringan tubuh dan mengindikasikan kecenderungan ke arah adanya gangguan dalam tubuh, meski gejalanya masih belum terlihat. Dengan demikian, iridologi dapat memberikan rekomendasi upaya preventif menghindari kondisi yang lebih buruk. Selanjutnya, dapat memberikan arahan untuk upaya kuratis penyehatan dan mengetahui efektifitas pengobatan yang telah dilakukan.
Yang harus diingat, iridologi tidak dapat digunakan untuk menentukan lokasi parasit atau kuman-kuman di tubuh, tapi hanya menujukan adanya inflamasi dan kondisi racun yang diakibatkan kehidupan parasit atau kuman. Iridologi juga tak bisa dijadikan petunjuk hamila tidaknya seorang wanita, karena kehamilan merupakan kondisi normal dalam badan seorang wanita.
Pada intinya, menurut dr. Bertha, iridologi berguna untuk mengetahui derajat kesehatan tubuh, kekuatan dan kelemahan tubuh, kelemahan dan kekuatan organ serta jaringan dan sendi. Selain itu dapat diketahui pula metabolisme dan penyerapan dalam pencernaan, kadar kelelahan fisik,
stress, potensi kelupaan, pola tidur, polusi lingkungan, kekebalan tubuh, kualitas energi syaraf dan tingkat penuaan.
Filosofi iridologi, menekankan pada pengobatan pasien bukan pada penyakitnya. Dengan mengetahui gangguan yang menyebabkan keluhan atau penyakit seseorang, tidak hanya diobati penyakitnya saja, tetapi dapat dicegah untuk memperoleh tingkat kesehatan yang lebih baik.
Orang yang pertama kali merintis cabang ilmu ini adalah Dokter Ignatz Von Peczely yang berasal dari Hungaria. Dia pertama kali menemukan iridologi pada tahun 1861, yang dianggap sebagai tahun kelahiran iridologi. Hasil penelitian Bapak Iridologi, ditemukan tanda dan konfigurasi pada iris seseorang mengidentifikasikan adanya penyakit atau kelainan organ di dalam badan orang tersebut. Perkembangan iridologi kemudian mengalami kemajuan yang sangat fantastik seiring dengan perkembangan teknologi.
Perkembangan teknologi, mengantarkan ilmu ini mencapai kesempurnaan. Perkembangan teknik kamera digital, salah satu faktor yang mempercepat kemajuan ilmu iridology. Teknik kamera ini, dapat memeriksa iris lebih sempurna sehingga menghasilkan suatu standarisasi "atlas iris topografi" yang lebih akurat dan detail, perkembangan ini kemudian dikenal sebagai iridology digital. (Maya/E. Karel Dewanto)


Ada yang bilang, mata itu adalah jendela hati, kalo ga salah itu kata
guru bahasa Indonesia saya.

Tapi ternyata pepatah tersebut salah sodara-sodara, yang benar adalah, mata itu jendela hati, jantung, ginjal, usus, limpa dan lain-lain.

Lho kok?

Iya, dg memperhatikan pola iris mata (kalo orang Indonesia biasanya warna coklat-hitam), kita bisa mengetahui keadaan kesehatan seseorang. Ilmu yang mempelajari diagnosa penyakit lewat iris mata ini disebut iridologi.

Adalah Ignaz Von Peczely (1826-1911) seorang anak muda dari Budapest, Hungaria secara tidak sengaja menemukan burung hantu yang patah kakinya. Ia bermaksud melepaskan burung hantu itu tetapi dia melihat ada sebuah goresan pada mata burung hantu. Burung hantu itupun dirawatnya, dan setelah sembuh tanda goresan dimatanyapun hilang. Hal ganjil ini menggugah rasa ingin tahu Peczely dan terus membekas dalam ingatannya.

Setelah dewasa dan menjadi seorang dokter, ia secara konsisten melakukan penelitian terhadap tanda-tanda yg berhubungan dg keadaan orang sakit (padien), hingga akhirnya terciptalah Iridology Chart yg pertama dan Ignatz Von Peczely dikenal sebagai bapak iridologi. Kemudian iridology chart disempurnakan dan disusun kembali oleh dr. Bernard Jensen berdasarkan hasil penelitian dan observasinya bertahun-tahun.



Mendeteksi Organ Lewat Iris

Dalam iridology chart ini, secara umum, mata kiri mewakili organ-organ bagian kiri seperti kepala bagian kiri, jantung, ginjal kiri dsb. Adapun mata kanan mewakili organ-organ bagian kanan seperti kepala bagian kanan, paru-paru kanan, hati, ginjal kanan, kaki kanan dsb.

Masing-masing iris mata, baik kanan maupun kiri, dibagi menjadi tujuh zona lingkaran yang menggambarkan organ-organ tubuh. Apabila terdapat bercak atu goresan pada zona tertentu, maka diduga ada masalah yang berkaitan dg organ yg tergambar pada zona yg dimaksud. Bentuk luka dan kedalamannya menggambarkan tingkat keparahan penyakit, mulai dari akut, sub akut, kronis hingga degenaratif. Apabila penyakit berangsur sembuh, maka luka atau bercak pada iris perlahan akan hilang dan akan tumbuh serat-serat iris yang baru.

Mata yang sempurna (strong constitution) memiliki jalinan serat yang rapat dan teratur. Keadaan ini menggambarkan kondisi tubuh yang tidak mudah diserang oleh berbagai penyakit. Adapun mata yang menggambarkan kondisi tubuh lemah (weak constitution) memiliki jalinan serat yang menyerupai bunga karang.

Diagnosa penyakit lewat iridologi ini diyakini mampu menggambarkan kondisi seluruh sistem organ tubuh manusia, bahkan sebelum seseorang merasakan gejala penyakit. Tingkat ketepatannya mencapai 80 %. Namun, ada beberapa hal yg tidak bisa dideteksi dg ilmu ini, antara lain:


1. tekanan darah dan tahap kencing manis
2. obat-obatan yang dimakan oleh pasien
3. penyakit atau pembedahan terdahulu
4. kehadiran logam berat dalam tubuh
5. masalah gigi
6. kehamilan dan penyakit kelamin
7. tumbuhnya tumor atau kanker
8. batu empedu atau kantung kemih, dll

sebaliknya, iridologi sangat baik dan mendekati sempurna untuk penggambaran kondisi usus besar. Dimana keadaan usus besar ini dapat diteropong lewat lingkaran yang berada dekat pupil, antara zona 1 dan 2. lingkaran yangsangat khas dan terlihat jelas ini dinamakan ANW. Bentuk dan ukuran ANW dianalogikan dengan usus besar. Apabila ANW terlihat ’melendung’ ke samping kiri, maka dipastikan ada masalah pada usus besar desendens (usus turun) berupa penumpukan kotoran, sehingga usus pada bagian ini membengkak. Kasus ini dinamakan balloned sigmoid. Selain itu dapat dilihat masalah-masalah lain seperti penyempitan usus (stricture), usus melintang jatuh ke bawah (prolapsus), kejang usus (spasm), bisul pada usus (pocket bowel), dll.




Penutup

Iridologi, sebagaimana ilmu-ilmu lainnya, terus berkembang seiring banyaknya penelitian yang dialkukan. Perkembangan ini tentunya juga didukung oleh perkembangan teknologi. Dalam tahapan sederhana, iris bisa diamati dengan bantuan senter. Namun tidak sedikit praktisi iridologi kini menggunakan kamera digital dan komputer untuk memudahkan analisa.

Selain pemahaman teori, tingginya ’jam terbang’ seorang praktisi sangat menentukan ketajaman skill yang dimilikinya.







Iris Mata Sang Jendela Kondisi Tubuh
Pepatah mengatakan, "Mata adalah jendela hati". Ternyata tidak hanya itu, melalui pengamatan salah satu bagian kornea mata tepatnya pola iris mata, seorang ahli iridologi bisa mendeteksi keadaan kesehatan seseorang. Iridologi biasanya dilakukan sebagai pemeriksaan awal suatu pengobatan alternatif.
HAJI Hanafi (71), selama 2 tahun (2004-2005) menderita suatu penyakit. Setelah dirawat di RS selama 2 minggu, kaki kirinya harus diamputasi. Diduga ia menderita kanker tulang. Bayangan mengerikan menghantui Hanafi dan keluarganya. Pihak keluarga menolak Hanafi diamputasi. Pengobatan alternatif pun dijalani Hanafi dengan tekun. Meski memperlihatkan perbaikan, berat badan Hanafi yang 76 kg sempat turun drastis menjadi 50 kg.
"Alhamdulillah, dengan disiplin minum obat herbal buatan Cina dan yakin kepada Allah, selama 5 bulan saya bisa turun dari tempat tidur. Kini, kondisi saya sudah pulih, walau masih lemah. Berat badan Saya berkisar 74 hingga 75 kg dan sudah bisa nyetir mobil lagi," kata Hanafi, pensiunan Kepala Sekolah SMP Negeri Cicalengka.
Pemilihan herbal tersebut diputuskan setelah Hanafi mengetahui dengan pasti apa penyakitnya. Ini dideteksi melalui ilmu Iridologi.
Pertama kali menjalani iridologi oleh dr. Rini, kondisi kesehatan Hanafi sudah dalam keadaan parah. "Hasilnya, sepertinya semua organ tubuh saya tidak ada yang bagus, alias banyak penyakit. Waktu itu saya merasa putus asa," ungkap Hanafi, ayah 5 anak dan kakek 14 cucu. Setelah melakukan iridologi, ternyata Hanafi menderita kanker kelenjar getah bening. Selama 5 bulan, dan sampai saat ini Hanafi masih setia mengonsumsi obat herbal buatan Cina. Kini, kegiatan sehari-hari Hanafi berkebun dan mengurus ternak.
Lain lagi dengan Ria, 40 tahun, PNS, ia berobat ke Klinik Thibbun Nabawi karena keluhan cepat lelah, sembelit, tangan kanan cepat pegal, dan lemas.
Keluhan Ria, berdasarkan iridologi keluhannya bersumber dari pencernaan yang daya serapnya kurang baik. Hal ini disebabkan pola makan dan pola hidup yang tidak teratur. Kini, Ria rajin mengonsumsi madu, teh herbal, suplemen Omega-3, juga terapi sengat lebah pada tangan sebelah kanan. "Hasilnya, lumayan membaik," kata Ria yang masih gadis itu. Hampir setiap 3 bulan Ria menjalani iridologi, untuk cek rutin saja.
**
Upaya untuk memahami perubahan di dalam mata dan menghubungkan perubahan tersebut dengan perubahan yang terjadi di dalam tubuh manusia, sudah dimulai sejak Chaldean kuno. Referensi yang pertama kali didokumentasikan adalah hasil tulisan dokter Philippus Meyers dalam bukunya Chiromatica Medica yang diterbitkan pada 1670 di Dresden.
Dua puluh lima tahun kemudian, Johann Eltzholtz mengumumkan hasil penelitiannya dan hampir seabad kemudian di tahun 1786 Christian Haertels menerbitkan disertasi di Gottingen berjudul De Oculo et signo (mata dan tanda-tandanya). Akan tetapi, pelopor iridologi seperti yang diketahui belakangan ini adalah dr. Ignatz von Peczely, seorang dokter medis asal Hungaria dan Rev Nils Liljequist, seorang pendeta Swedia, yang sejak abad ke-19 keduanya dapat disebut sebagai Bapak Iridologi.
Ignatz von Peczely (1826-1911) di usianya yang ke-10, secara tidak sengaja menemukan burung hantu yang patah kakinya. Ia bermaksud mele-paskan burung hantu itu tetapi dia melihat ada suatu goresan pada mata burung hantu tersebut. Burung hantu itu pun dirawatnya, dan setelah sembuh tanda goresan di mata pun hilang.
Setelah dewasa dan menjadi seorang dokter, ia secara konsisten melakukan penelitian terhadap tanda-tanda yang berhubungan dengan keadaan orang sakit (pasien). Pengamatannya serta hasil penelitiannya saat dia menjadi dokter di suatu rumah sakit pada pasien-pasien yang menjalani pembedahan dan pada autopsi mayat untuk menentukan penyakitnya sebelum meninggal. Dr Ignatz von Peczely menghasilkan chart (peta) pertama iridologi yang kemudian mengalami penyempurnaan berdasarkan hasil penelitian dan observasinya bertahun-tahun terhadap sekitar 350.000 pasien, sampai kemudian didapatkan chart yang dianggap sempurna yang diperkenalkan oleh dr. Bernard Jensen pada tahun 1982 dan dipergunakan oleh iridolog-iridolog di seluruh dunia sampai saat ini.

Pencegahan memang jauh lebih baik ketimbang mengobati. Apabila terdeteksi telah terjadi suatu kelemahan dalam tubuh, kita dapat mengobati penyakit yang menjangkiti tubuh dengan cara yang lebih tepat. Iridologi memberikan perspektif khusus terhadap konsep dan praktik pengobatan preventif. "Iridologi adalah analisis yang dapat menyingkapkan keadaan sebelum munculnya tanda dan gejala suatu penyakit. Informasi ini merupakan suatu aset yang sangat penting dalam menentukan tindakan terapi atau pengobatan," kata dr. Rini Damayanti, DCN.
Iridologi sebetulnya merupakan ilmu pengetahuan dan praktik dalam mengevaluasi refleksi kondisi atau ekspresi jaringan maupun organ tubuh seseorang melalui iris mata.
Menurut Rini, melalui iridologi bisa dilihat kondisi tubuh seseorang secara keseluruhan.
Pada iridologi, gambaran iris mata kanan menggambarkan separuh bagian kanan tubuh, di antaranya hati, pangkreas, kepala bagian kanan, paru-paru kanan, ginjal kanan, kaki kanan. Sedangkan iris mata kiri menggambarkan bagian tubuh sebelah kiri, seperti kepala bagian kiri, jantung.
"Masing-masing iris mata, baik kanan maupun kiri, dibagi menjadi tujuh zona lingkaran yang menggambarkan organ-organ tubuh. Apabila terdapat bercak atau goresan pada zona tertentu, diduga ada masalah yang berkaitan dengan organ yg tergambar pada zona yg dimaksud. Bentuk luka dan kedalamannya menggambarkan tingkat keparahan penyakit, mulai dari akut, subakut, kronis hingga degenaratif. Apabila penyakit berangsur sembuh, luka atau bercak pada iris perlahan akan memudar dan kemudian menghilang," kata Rini yang mempelajari iridologi saat mengambil program master tentang Natural Healing Art & Science (makanan sehat/organik) dari Amerika pada tahun 1993. Sesi iridologi didalami Rini tahun 1995, langsung dari dr. Bernard Jensen, salah seorang pelopor iridologi.
Mata yang sempurna (strong constitution) memiliki jalinan serat yang rapat dan teratur. Keadaan ini menggambarkan kondisi tubuh yang tidak mudah diserang oleh berbagai penyakit. Adapun mata yang menggambarkan kondisi tubuh lemah (weak constitution) memiliki jalinan serat yang menyerupai bunga karang.
Diagnosa penyakit lewat iridologi ini diyakini mampu menggambarkan kondisi seluruh sistem organ tubuh manusia, bahkan sebelum seseorang merasakan gejala penyakit. Tingkat ketepatannya mencapai 80 %. Namun, ada beberapa hal yg tidak bisa dideteksi dengan iridologi antara lain tekanan darah dan tahap kencing manis, obat-obatan yang dimakan oleh pasien, penyakit atau pembedahan terdahulu, kehadiran logam berat dalam tubuh, masalah gigi, kehamilan dan penyakit kelamin, tumbuhnya tumor atau kanker, batu empedu atau kantung kemih, dll.
Sebaliknya, iridologi sangat baik dan mendekati sempurna untuk penggambaran kondisi usus besar. Keadaan usus besar ini dapat diteropong lewat lingkaran yang berada dekat pupil, antara zona 1 dan 2. lingkaran yang sangat khas dan terlihat jelas ini dinamakan ANW. Bentuk dan ukuran ANW dianalogikan dengan usus besar. Apabila ANW terlihat melendung ke samping kiri, dipastikan ada masalah pada usus besar desendens (usus turun) berupa penumpukan kotoran, sehingga usus pada bagian ini membengkak. Kasus ini dinamakan balloned sigmoid. Selain itu dapat dilihat masalah-masalah lain seperti penyempitan usus (stricture), usus melintang jatuh ke bawah (prolapsus), kejang usus (spasm), bisul pada usus (pocket bowel).
Menurut Sofyan Fauzi, 40 tahun, terapis di Klinik Thibbun Nabawi, iridologi tidak bisa melihat penyakit, tapi hanya bisa melihat gambaran kondisi organ apakah normal, akut, atau kronis. "Bagi kami yang bergerak di bidang herbal tanda-tanda seperti itu sudah cukup, tidak perlu tahu penyakit. Karena penyakit itu istilah kedokteran yang juga harus diobati dengan teori mereka," kata Sofyan yang sejak 2 tahun lalu mendalami iridolog dan terjun langsung menangani pasien.
"Sebagai herbalis tentu memberi pengobatan dengan herbal, semata-mata meningkatkan pertahanan tubuh, bukan membunuh virus atau bakteri," ujarnya menambahkan. Rumusnya, "keseimbangan". Allah menciptakan manusia tidak dengan sia-sia.
Menurut pengalaman Rini, penyebab sakit seseorang itu tidak hanya dari fisiknya saja, tapi banyak karena stres. Pada selaput pelangi mata (iris mata) terdapat 28.000 serabut saraf yang dihubungkan ke otak melalui saraf optikus. Dari sana ribuan serabut syaraf tadi berhubungan dengan seluruh organ tubuh melalui serabut syaraf otonom. Perubahan kondisi organ tubuh tergambar dengan jelas pada mata kita melalui perubahan pola serat dan warna iris mata.
Iridologi membutuhkan teknik yang sangat tinggi bagi pemeriksa. Pasien yang sedang diperiksa mungkin akan merasa tidak nyaman karena harus melotot lama. Namun, itu tak terlalu mengganggu jika kita berpikir akan manfaatnya.
Namun, kini "penderitaan" pasien itu akan sedikit berkurang karena ada teknik komputer. Rini hanya perlu mengambil memotret dengan kamera digital, lalu disimpan dan dianalisa di komputer. Pasien bisa tahu penyakitnya secara global saat itu.
Umumnya, reaksi perbaikan dalam gambaran iridologi sekitar 3 bulan paling cepat. Tetapi reaksi orang tersebut terhadap terapi yang diberikan sekitar 2 minggu sudah kelihatan. "Apalagi kalau terapi herbal harus kita awasi dalam 7-10 hari pertama," kata Rini.
Kalau ada penyakit yang kira-kira harus dioperasi, Rini bisa mengirim ke bagian bedah, atau bagian lain yang lebih kompeten.
Iridologi hanya bisa membedakan kelainan akut, subakut, kronik atau degeneratif (kanker, diabetes, dll.). "Tetapi sejauh mana penyakit itu sudah berkembang atau berjalan, saya konsultasi ke bagian lain. Misalnya harus dioperasi, kemo, radiasi, silakan. Saya support dengan makanan (herbal) untuk memperbaiki sel yang rusak akibat tindakan di atas. Karena yang bisa memperbaiki jaringan itu hanya makanan," tutur Rini.
Rini lebih memilih mengobati orang dengan menyarankan makanan sehat (herbal). "Walaupun cukup lambat perjalanan penyembuhannya, tapi lebih nyaman dan lebih aman," ungkap Rini, lulusan Fakultas Kedokteran Unpad tahun 1981.
Ada hal lain yang semestinya dipunyai pasien selain pengobatan herbal atau medis. "Di sini yang harus di-support adalah keinginan untuk sembuh, motivasi. Prinsipnya, Allah menciptakan kita sudah dalam keadaan sempurna, seimbang. Kita sendiri yang merusak keseimbangan tersebut, " kata Rini.
Sebetulnya kekuatan penyembuhan ada pada diri kita sendiri. Itu yang harus dipacu. "Insya Allah penyembuhan terjadi dengan cepat," kata Rini yang juga konsultan gizi.
Sumber : Pikiran Rakyat Online